Sejak 2020, industri blockchain mengalami kerugian finansial besar akibat kerentanan smart contract, dengan total kerugian melebihi $2 miliar. Pelanggaran keamanan ini umumnya terjadi melalui eksploitasi kontrol akses dan sistem dompet multisig yang berhasil dibobol, sehingga memicu kekhawatiran besar di platform terdesentralisasi maupun terpusat.
Pola kerentanan ini menandakan tren yang mengkhawatirkan dalam arsitektur keamanan aplikasi blockchain:
| Jenis Kerentanan | Perkiraan Kerugian | Persentase dari Total |
|---|---|---|
| Eksploitasi Kontrol Akses | $1,6+ miliar | 80% |
| Kegagalan Dompet Multisig | $300+ juta | 15% |
| Kerentanan Lainnya | $100+ juta | 5% |
Insiden terbesar terjadi pada Multichain, ketika pelaku berhasil mencuri $231 juta melalui akses sistem tanpa izin. Kasus ini menunjukkan bagaimana celah keamanan kecil dapat menimbulkan konsekuensi finansial yang masif. Cross-chain bridge menjadi titik rawan utama, dengan laporan Chainalysis bahwa 69% total kerugian sepanjang tujuh bulan di 2022 terjadi akibat serangan pada sistem ini.
Peneliti keamanan menyimpulkan bahwa kegagalan operasional menjadi penyebab utama, bukan sekadar cacat kode smart contract. Praktik keamanan operasional yang lemah dalam pengelolaan dompet multisig sangat berperan dalam insiden-insiden besar, dengan tiga kuartal berturut-turut terjadi peretasan besar pada dompet multisig Safe. Kerentanan ini menyoroti pentingnya peningkatan protokol keamanan dan audit menyeluruh di ekosistem blockchain yang terus berkembang.
Ketika pengguna menyimpan aset digital seperti koin PI Network di bursa terpusat, mereka menyerahkan kendali atas private key ke platform tersebut, sehingga menimbulkan kerentanan signifikan. Istilah "not your keys, not your coins" merangkum risiko utama ini, karena pengguna secara efektif menyerahkan hak kepemilikan ke bursa sebagai kustodian.
Pengalaman membuktikan bahwa pengaturan semacam ini berbahaya. Bursa terpusat menggunakan dompet hot untuk likuiditas perdagangan, menjadikannya target utama peretasan. Tanpa standar industri terkait pemisahan dompet, aset pengguna sering kali tercampur dengan dana operasional bursa, memperbesar risiko saat terjadi masalah keuangan.
Model kustodian ini menciptakan tiga kerentanan utama:
| Faktor Risiko | Deskripsi | Dampak pada Pemegang Token PI |
|---|---|---|
| Pelanggaran Keamanan | Dompet hot bursa mudah diretas | Kerugian langsung token PI |
| Mismanajemen | Kontrol operasional lemah atau penipuan oleh operator | Kesulitan menarik aset |
| Ketidakpastian Regulasi | Regulasi cryptocurrency yang berubah-ubah | Potensi pembekuan atau pembatasan aset |
Investor PI Network harus ekstra waspada, mengingat kripto baru lebih rentan di bursa. Volatilitas harga PI (berkisar $0,049 hingga $3 hanya di tahun 2025) membuat kustodian bursa makin berisiko saat pasar bergejolak, apalagi jika platform menghadapi masalah likuiditas. Solusi self-custody jauh lebih aman karena kendali private key sepenuhnya di tangan pengguna.
Pendekatan mining cryptocurrency berbasis mobile dari Pi Network telah menarik lebih dari 65 juta pengguna, namun juga memicu pengawasan regulasi yang serius. Saat ini, platform ini menghadapi persoalan hukum besar di banyak yurisdiksi akibat model bisnis dan minimnya transparansi operasional.
Perusahaan besar seperti Amazon dan Samsung dilaporkan menggugat Pi Network terkait isu hak kekayaan intelektual. Konflik hukum ini menunjukkan rentannya proyek tersebut di pasar yang regulasinya makin ketat terhadap cryptocurrency.
Sejak Februari 2025, sejumlah pembatasan regional diberlakukan, termasuk di Tiongkok yang makin memperketat aktivitas cryptocurrency. Tekanan regulasi ini mempersulit rencana ekspansi Pi Network dan akses pengguna.
Masalah regulasi yang dihadapi antara lain:
| Isu Regulasi | Dampak |
|---|---|
| Sentralisasi | Walau mengklaim membangun blockchain terdesentralisasi, Pi tetap sangat terpusat |
| Privasi Data | Meminta data KYC sensitif seperti identitas pemerintah dan biometrik wajah |
| Transparansi Tokenomics | Model bisnis dan distribusi token dipertanyakan |
| Kerentanan Keamanan | Masih rentan diretas walau ada fitur keamanan blockchain |
Tantangan kepatuhan ini membuat Pi Network kurang diminati institusi keuangan konvensional. Dengan pengawasan regulasi yang makin ketat secara global, Pi Network harus segera menuntaskan masalah ini demi kelangsungan jangka panjang dan menghindari masalah hukum di berbagai yurisdiksi.
Ya, Pi Coin bernilai $0,4838 dengan market cap $3,7 miliar pada 2025, menandakan nilai yang signifikan.
Per Oktober 2025, 1.000 PI bernilai sekitar $85,26 USD sesuai harga pasar saat ini.
Per 28 Oktober 2025, 1 pi Coin dihargai $0,2311. Market cap saat ini $1,92 miliar, dengan penurunan harga 14% dalam 24 jam terakhir.
Ya, Pi Coin kini diperdagangkan di bursa kripto setelah peluncuran mainnet. Proses penjualannya serupa dengan kripto lain dan kini lebih mudah diakses pengguna.
Bagikan
Konten