Para investor sering merasa bingung: mengapa di saat pasar telah menembus 4000 poin, beberapa saham yang mereka miliki masih berkisar di sekitar 3000 hingga 3500 poin? Fenomena ini sebenarnya tidak jarang, dan seharusnya tidak membuat kita terlalu khawatir.

Sebenarnya, ini mungkin merupakan peluang investasi yang potensial. Kuncinya adalah mengidentifikasi dan memiliki saham-saham perusahaan yang belum terlalu dipromosikan sebelumnya, memiliki fundamental yang baik, dan saat ini undervalued. Saham-saham ini sering kali memiliki potensi pertumbuhan yang besar, hanya saja belum sepenuhnya diakui oleh pasar.

Pasar bullish biasanya mengalami tiga tahap: tahap awal, di mana hanya sedikit saham yang naik; tahap menengah, di mana beberapa saham mulai mengikuti; dan tahap akhir, di mana sebagian besar saham naik secara umum. Ini berarti, selama fundamental perusahaan tidak bermasalah, ketika pasar bullish memasuki tahap akhir, dengan likuiditas pasar yang melimpah, saham-saham yang naik di awal telah memiliki valuasi yang tinggi, maka dana secara alami akan mengalir ke saham berkualitas yang memiliki valuasi lebih rendah, yang menyebabkan gelombang kenaikan harga.

Oleh karena itu, bagi para investor, penting untuk tetap sabar. Fokus pasar pada akhirnya akan menyebar, bergiliran ke berbagai sektor. Dalam proses ini, kita perlu tetap tenang, mempertahankan saham berkualitas tinggi yang tertekan, dan menunggu nilai mereka ditemukan kembali dan diakui oleh pasar.

Ingatlah, investasi di pasar saham adalah maraton, bukan sprint. Keuntungan yang sebenarnya sering kali berasal dari kepemilikan jangka panjang dan menunggu pasar memberikan penilaian yang wajar. Oleh karena itu, jangan terlalu fokus pada fluktuasi jangka pendek, tetapi harus melihat prospek perkembangan jangka panjang perusahaan dan nilai intrinsiknya. Pertahankan kesabaran dan kepercayaan, Anda pasti akan mendapatkan imbal hasil yang melimpah di pasar bull.